MRT Bangkok vs Busway Jakarta

by Unknown on Tuesday, 27 November 2012


Saya baru pertama kali ini naik MRT. Kalo busway Jakarta sih sudah sering. Bukannya ingin membanding-bandingkan yang dimiliki Negara lain dengan Negara kita, namun perbandingan kadang perlu agar tercapai kemajuan yang lebih sempurna (ahem :)).

Pertama, stasiun MRT Bangkok lebih terawat. Tangganya walau tidak sebening lantai yang baru disikat, tapi keamanannya terjaga. Ga ada yang reyot-reyot, bolong-bolong, atau berbunyi pas diinjak. Terlebih karena tangganya terbuat dari semen batu, bukan besi seng, Jadi untuk orang yang takut ketinggian seperti saya, tancap lah naik jembatan.
Kedua, pegawainya ramah dan siap membantu. Saya dan keluarga pernah terkejut karena saat ingin lewat ‘gerbang pemakan koin’ (tahu maksud saya kan), kami sempat dihardik dengan suara keras oleh petugas stasiun laki-laki bertubuh besar. Saat itu memang kami sempat agak linglung dan tak tentu arah harus kemana. Tapi ternyata sebenarnya petugas itu bukan menghardik, melainkan bertanya pada kami. ‘Hardikan’ yang kami pikir itu, ternyata memang karena sudah dari sana nya logat sang petugas yang seperti logat Batak (ditambah pengucapan bahasa inggris mereka yang tidak kami mengerti, jadi kami pikir dia marah-marah hhehe). Setelah dijelaskan dengan bahasa tarzan, ba-bi-bu, dan bantuan dari sang ahli yang lumayan mengerti kami (petugas ‘Batak’ itu akhirnya menyerah pada kami, dan memanggil temannya), mereka tersenyum ramah kok sambil mengantar kepergian kami menuju ‘gerbang pemakan koin’.
Ketiga, petugasnya disiplin dan juga orang-orangnya. Di saat antri busway terasa begitu membahayakan (dorong sana, dorong sini),  antrian di stasiun ini rapi. Tak ada satupun yang berniat dorong-dorongan (jujur saya tidak tahu kalau jam sibuk, apa akan berbeda). Para petugas juga jeli dan mengawasi satu persatu orang yang melintasi ‘gerbang pemakan koin’.

Oiya, MRT Bangkok menyediakan sarana kartu dan koin untuk pengguna MRT. Kartu disediakan untuk pengguna yang sering menggunakan MRT (jadi tidak perlu membeli setiap ingin naik, cukup pakai kartu), sedangkan koin untuk yang sekali pakai (perlu dibeli setiap ingin naik MRT).

Keempat, ketepatan waktu. Cuma berdiri sebentar saja, MRT sudah datang menjemput. Jadi wajar kalau banyak yang bergantung pada MRT ini, seperti anak sekolah, karyawan kantor, orang yang janjian sama temannya hhehe.

Sebenarnya, busway di Jakarta juga cukup mengagumkan kok. Saya tak perlu khawatir nyasar kalau sedang keliling-keliling Jakarta, cukup minta abang angkot “ke halte busway terdekat, bang”; jalur busway sudah tersedia di setiap stasiun. Petugasnya juga selama ini sebagian besar ramah-ramah dan sangat membantu untuk orang yang “banyak nanya” dan “buta arah” seperti saya. Jadi kita seharusnya cukup bangga dengan inovasi busway ini, namun mungkin perlu beberapa perbaikan kecil yang jika diperbaiki, akan lebih bersahaja busway kita :)


With my mom; waiting for the next MRT


Leave your comment

Powered by Blogger.